19/09/2015

Jelajah Jabodetabek #4 - Mengunjungi Makam Belanda Bersejarah dengan Nisan Aneka Bentuk

#recycledpost #throwbackJul2014

Wuaah, sampai juga di Kebun Raya Bogor! Tepat di siang hari saat matahari bersinar terik, saya yang naik angkot M02 dari Stasiun Bogor siap memulai wisata singkat saya dari Gate 2 dengan penuh senyuman. Pas banget! Ada sekumpulan wisatawan Belanda sedang tur di sini, lengkap dengan seorang tour guide veteran asal Indonesia berpakaian ala Betawi yang fasih berbahasa Belanda. Daripada keluyuran tanpa arah, saya ikutin saja aaah.. Pasti beliau akan mengantarkan mereka ke sudut-sudut yang menarik di Kebun ini. Hehe, lumayan nebeng gratis, meski saya tidak mengerti bahasa sang tour guide.

Benar saja, tour guide tersebut membawa mereka (dan saya yang diam-diam jadi penumpang gelap dari belakang sambil pura-pura clingak-clinguk) ke berbagai spot menarik di Kebun Raya Bogor. Salah satunya adalah Makam Belanda yang terletak tidak jauh dari Istana Bogor dan koleksi Bambu. Letaknya sedikit tersembunyi, ada di antara pepohonan yang menjulang tinggi, dimana saya masuk ke sana dengan melewati jalan setapak kecil yang dihindari wisatawan lain (kecuali wisatawan yang saya ikuti, haha).


Petunjuk arah "Makam Belanda" atau "Dutch Cemetery" yang dapat ditemukan dekat Istana Bogor.

Sampai di Makam Belanda ternyata ada beberapa wisatawan lainnya yang sedang duduk-duduk di bangku yang ada di sana. Suasananya tidak se-creepy yang saya bayangkan, meskipun kalau hanya seorang diri di sini mungkin agak bergidik juga. Jumlah makam tidak banyak, namun setiap makam somehow tampak spesial, seakan punya cerita masing-masing. Setiap makam dilengkapi dengan nisan besar dan sebagian besar disertai pula dengan ukiran yang menjelaskan identitas sang penghuni makam, ala-ala makam Eropa gitu kaya makam yang ada di Harry Potter.



Woh! Ternyata ada makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda di sini. Tertulis pada nisan adalah: Rustplaats van D.J. Eerens Luiti Generaal Gouverneurgeraal van Nederlandschnindie R.I.P.




Ada juga ukiran patung yang menggambarkan suasana syahdu ini.



Makam lainnya yang cukup menyolok adalah makam dengan nisan yang menjulang tinggi ini. Tampak bintang segi-enam (dikenal dengan Bintang Daud) pada salah satu sisinya. Tidak seperti makam yang lain, nisan makam ini tidak dicat dengan warna putih.



Ada pula nisan yang berbentuk seperti rumah. Sekilas mengingatkan saya pada White House. Hanya saja kalau White House memiliki empat buah pilar, makam ini hanya memiliki sepasang pilar. Penghuninya meninggal pada bulan Maret 1835. Wuah, itu = 179,5 tahun yang lalu!


Tidak hanya yang tegak vertikal, ada pula nisan yang berbentuk horizontal bak peti mati seperti di atas.

ALOHA...!! KEMANA LAGI YA DI JABODETABEK? SIMAK ULASAN BERBAGAI PILIHAN TEMPAT WISATA DI JABODETABEK DI DAFTAR ISI JELAJAH JABODETABEK!

Karena tour guide yang tadi benar-benar memandu wisatawan asing tersebut sepenuhnya dalam bahasa Belanda, konsekuensinya: saya nggak ngertiii... Untungnya ada penjelasan di depan makam seputar sejarah dari makam ini. Saya jadi tahu, deh! Berikut adalah latar belakang dari Makam Belanda ini:

"Komplek pemakaman tua ini telah ada jauh sebelum Kebun Raya Bogor didirikan tahun 1817 oleh C.G.C. Reinwardt. Bentuk nisan, ornamen dan tulisannya sangat menarik untuk Anda amati. Di sini terdapat 42 makam. 38 di antaranya mempunyai identitas sedangkan sisanya tak dikenal. Kebanyakan yang dimakamkan di sini adalah keluarga dekat gubernur jendral Hindia Belanda. Ada makam D.J. de Eerens, seorang gubernur jendral yang menjabat tahun 1836-1840. Juga makam Mr. Ary Prins seorang ahli hukum yang pernah dua kali menjadi pejabat sementara gubernur jendral Hindia Belanda.

Ada pula dua orang ahli Biologi yang meninggal tahun 1820-an dalam usia muda dan dikuburkan dalam satu makam. Mereka adalah Heinrich Kuhl dan J.C. Van Hasselt, anggota "The Netherlands Commission for Natural Sciences" yang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di Kebun Raya Bogor.

Makam tertua di komplek pemakaman ini adalah makam seorang administrator toko obat berkebangsaan Belanda yang bernama Cornelis Potmas, wafat 2 Mei 1784. Sedangkan yang paling baru adalah makam Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans yang meninggal tahun 1994. Ia adalah seorang ahli botani terkenal dari Belanda yang menjadi warga negara Indonesia sejak tahun 1958. Kostermans dimakamkan dekat lingkungan tumbuhan yang ia cintai sesuai keinginannya, selain sebagai penghargaan pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya untuk ilmu pengetahuan. Hingga akhir hayatnya ia bekerja di kantor Herbarium Bogoriense yang terletak di seberang Kebun Raya Bogor."


EmoticonEmoticon