25/12/2015

Jelajah Jabodetabek #14 - Pernah Naik Menara Syahbandar di Seberang Gedung VOC? Dalemnya Kayak Perahu Loh!

Selesai mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa, tanpa pikir panjang saya langsung berhenti di Museum Bahari yang letaknya sangat dekat dari Pelabuhan tersebut. Oh yaaa... ulasan tentang isi dari Museum Bahari akan saya pisah biar ceritanya nggak kepanjangan, karena ada beberapa bagian Museum yang mau saya highlight, termasuk diorama keren "tersembunyi" yang ada di Museum ini.

Jadiiii...
(^▽^)-σ pada jaman dahulu kala museum ini belum ada. Saya juga belum ada. Heh. ~Ulang ulang! Jadiiii... untuk bisa masuk ke Museum Bahari ini, Anda harus membeli tiket dahulu, sekalian parkir mobil di halaman sebelah counter tiket tersebut. Harganya bersahabat, kok.


BEBERAPA INFO PENTING
1HARGA TIKET RESMI MUSEUM
aPerorangan DewasaRp. 5.000
bPerorangan Dewasa min. 30 orangRp. 3.750
cMahasiswa PeroranganRp. 3.000
dRombongan Mahasiswa min. 30 orangRp. 2.250
ePelajarRp. 2.000
fPelajar Rombongan min. 30 orangRp. 1.500
2JAM BUKA DAN TUTUP MUSEUM
aMuseum buka hari Selasa sampai Minggu jam 09.00 - 15.00 WIB.
bMuseum tutup hari Senin dan Hari Besar Nasional.
3JASA PEMANDU MUSEUM BAHARI (HUB. PETUGAS TIKET)
aPemandu LokalRp. 35.000
bPemandu Berbahasa AsingRp. 75.000
4NOMOR KONTAK (UNTUK KELUHAN LAYANAN)
aKantor Museum Bahari021-6693-406
bKepegawaian Museum Bahari0823-1265-1384


Museum ini letaknya persis menghadap ke sisi samping dari restoran yang bernama "VOC Galangan".

Sejumlah mobil, meski tak banyak, nampak terparkir di area loket penjualan tiket. Terlihat pula 18 buah persegi beraneka pola dengan kombinasi warna biru, putih, merah, kuning, dan hitam, yang sekilas mirip pola bendera aneka negara (but I don't think they were).


Di satu sisi kompleks, ada meriam bellina dan "artefak" berbentuk jangkar ala-ala tato-nya Popeye. Ada beberapa meriam lagi di sudut lain, loh. Kenapa yaah banyak bangunan jadul yang ada meriamnya? Apakah ini dipindahkan untuk menambah nilai sejarah atau karena dari awalnya sudah ada di sini dan betul-betul ditembakkan untuk peperangan, tepat di tempat ini?


Ada juga plakat peresmian Museum Bahari yang sudah usang (banget) dan ditandatangani oleh Ali Sadikin pada tanggal 7 Juli 1977. Wuah, museum ini sudah berusia hampir 40 tahun.


Ada 3 buah bangunan vintage di kompleks penjualan tiket. Yang pertama, bangunan ini yang sekarang dipakai sebagai kantor.


Yang kedua, bangunan yang ai lupa tanya apaan, haha, tapi ada beberapa kursi di depannya yang bisa dipakai untuk duduk dan ngobrol.


Dan yang ketiga, ada namanya loh, Gan: Menara Syahbandar. Jadii, kata Bapak petugas, coba saja naik dari pintu yang terbuka. Nanti di atas pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar dari ketinggian.


Maka, naiklah saya ke atas. Dari atas sampai bawah ada tangga merah seperti ini. Sempat deg-degan karena mikirin takut kayunya sudah tua dan jeblos ke bawah. Haha! Udah lama loh, saya gak merasa deg-degan. Akhirnya saya yang pergi berlima, naiknya 1-anak-tangga-1-orang untuk jaga-jaga.


Dari bawah sampai ke atas, isinya tangga doang untuk naik sampai ke paling atas. Tapi ada satu lantai yang ada ruangan kecil seperti ini yang berisi beberapa lukisan.


Sampai juga di atas. Fyuh.


Woh. Desain interiornya berasa kayak ada di dalam perahu gitu. Nenek moyangku s'orang pelauuuttt...! Cahaya matahari masuk dari segala sisi, membuat tempat ini terlihat segar di tengah minimnya penerangan. Ada sebuah tangga pendek lagi ke atas, tapi saya pikir cukuplah nggak perlu naik lagi.


Dari sini, di sisi kanan saya bisa melihat Pelabuhan Sunda Kelapa yang tadi saya kunjungi (panah biru).


Sedangkan di sisi kiri saya juga bisa melihat kompleks Museum Bahari yang akan saya kunjungi. Memanjang horizontal dan tampak rapi dari ketinggian. Dengan tiket yang sudah ada di tangan, ayuk turun tangga dan lanjut menjelajahi kompleks Museum Bahari ini.


EmoticonEmoticon