19/09/2015

Jelajah Bandung #9 - Review de' Tropis Family Guest House Bandung

#recycledpost #throwbackNov2013

Terakhir kali mengunjungi Bandung, saya menginap di sebuah guest house bernama de' Tropis yang ada di Jalan Windu. Letaknya bukan di jalan raya, tapi jalan di depannya cukup lebar, bisa dilalui sekitar 3-4 mobil, dan lokasinya tidak jauh dari jalan besar Gatsu (Gatot Subroto). Guest house ini memiliki satu lantai dengan beberapa tipe kamar (standard, deluxe, family, serta bisa borongan sewa seluruh rumah juga). Adapun kala itu saya menggunakan kamar bertipe deluxe sehingga review kali ini secara spesifik dibuat atas tipe kamar tersebut.


Harga semalam pada waktu weekday adalah Rp 350.000 per kamarnya (bisa dapat diskon hingga Rp 25.000 saat bukan holiday season) untuk tipe deluxe. Harganya tidak tinggi dan cukup terjangkau. Namun juga nggak bisa dibilang murah banget sih soalnya masih bisa ditemukan sejumlah penginapan di Bandung yang menawarkan harga yang lebih bersaing, di kisaran 150-250ribu gitu (apalagi saat low season), seperti adik saya yang belum lama ini menginap di sebuah guest house dengan layanan bintang tiga dimana harga semalam per kamarnya terbilang lebih rendah, yakni Rp 200.000. One good point, pesan kamar bisa dilakukan secara online di situs resmi guest house ini, maupun bertanya lewat telepon.
Anyway, ada apa saja di sini?


Ini adalah suasana kamarnya. Ada dua single bed yang keliatan apik dengan penggunaan sarung dan alas bermotif batik yang dikombinasikan dengan warna putih. Bisa minta tambah ranjang juga, kena charge 50 atau 75ribu gitu, saya lupa. Di tengah, kiri, dan kanannya ada lemari pendek dengan laci-laci atau meja kecil yang bisa digunakan untuk menaruh barang. Ada cermin dan sebuah kursi di sebelah ranjang kanan. Kemudian ada lemari baju. Di dalamnya ada satu gantungan baju. Dan di kamar saya ini, salah satu pintu lemarinya macet, tapi not really a big deal karena lemari masih bisa ditutup dengan pintu sebelahnya (jadi pintu kiri dan kanan kayak ke-swap gitu).

Di sebelah pintu ada furniture dengan cable TV di atasnya. Channel-nya lengkap banget, ada banyak siaran nasional dan internasional (ada sekitar 60-an channel) dimana baik gambar maupun suaranya sangat jelas. Jadi pengunjung bisa menonton saat di kamar (tapi waktu saya menginap di sini, remote-nya cuma berfungsi untuk memindahkan channel, sedangkan untuk mematikan atau menyalakan TV dan mengubah volume harus langsung pencet dari TV-nya). AC-nya dingin (bisa disetel juga, bisa sampai dingin banget lho kalau mau!). Tapi yang saya sedikit kurang suka adalah lampu kamarnya warna kuning (mungkin maksudnya untuk menimbulkan kesan nyaman agar suasana lebih hangat dan romantis), dimana kalau boleh memilih saya lebih prefer lampu putih yang lebih ramah mata.


Di kamar mandi ada toilet dan semprotan air, wastafel, cermin besar, tong sampah, shower, sabun cair, shampoo cair, tempat gantung baju, ember serta gayung, dan kipas angin di langit-langitnya. Air pernah sedikit kurang jernih, tapi nggak terus-terusan gitu kok (dan ini bisa dimaklumi, soalnya pas itu saya dengar dari oom saya yang tinggal di Bandung katanya di rumah Beliau airnya juga lagi susah, dan dari seorang supir travel dimana katanya di Bandung lagi nggak ada air). Shower bekerja dengan baik dimana ada air panasnya juga.


Ini adalah suasana ruang makan yang terletak di tengah-tengah guest house. Penataannya sangat apik dan asik dipandang mata. Ambience-nya terasa nyaman karena adanya pepohonan dan kolam ikan serta berbagai elemen rumah yang terbuat dari kayu sehingga warna coklat, krem, dan hijau yang ramah dilihat mata mendominasi guest house ini. 

Di ruang makan ada empat meja kecil dan satu meja besar. Setiap hari tiap customer berhak mendapat satu buah Teh Botol sebagai compliment, serta boleh refill air (panas dan biasa), buat kopi sachet dan teh celup sepuasnya. Ruang makan ini adalah ruang terbuka, namun bagian atasnya ditutup dengan plafon berwarna putih sehingga tidak perlu takut terguyur hujan atau tersengat matahari sembari menikmati pemandangan langit.


Ruang makan tersebut dikelilingi oleh ruang-ruang kamar tempat customertidur. Kalau saya nggak salah, ada 10 kamar di guest house ini. Masing-masing kamar diberi nama yang terinspirasi dari nama-nama tempat wisata di Bali, seperti Sanur, Kuta, dan Ubud. Di depan setiap kamar tersedia dua kursi dan sebuah meja untuk duduk-duduk. Berbagai pajangan kayu juga bisa ditemukan di berbagai sudut, seperti angklung kecil atau patung ayam jago yang membawa nuansa tradisional ke penginapan ini.


Breakfast dengan sistem buffet juga adalah salah satu bagian dari paket menginap di sini. Fyi, saya menginap tiga hari dua malam. Rasa makanan di hari pertama lumayan, nggak mengecewakan kok, meski menunya tergolong sederhana. Ada roti dengan jam, sirup jeruk, nasi putih, bihun goreng sayur, tempe, dan semur telur. Ada melon juga.


Hari kedua, kembali ada sirup jeruk, namun menu makanannya berbeda, kali ini ada daging, yakni daging ayam, gorengan, capcay, dan kerupuk. Juga bisa makan roti seperti biasa. Rasa melonnya pun lebih manis dibanding kemarin.

Selain itu, di sini terdapat fasilitas wifi dimana koneksi internetnya cukup kencang (masih bisa untuk streaming video) dan tidak nge-lag. Waktu check out adalah jam satu siang, dimana setelah lewat jam 2, customer akan di-charge dengan basis per jam. Tidak boleh merokok di kamar, tapi boleh dilakukan di ruang makan. Kehilangan kunci berarti kena denda Rp 100.000. Oh ya, saya dengar 50% customer dari guest house ini adalah orang Malaysia karena promo juga dilakukan di sana sehingga bisa membayar dengan Ringgit Malaysia. 

Selain itu, de' Tropis juga membuka cabang bernama de' Halimun yang letaknya tidak jauh dari guest house ini (bisa ditempuh jalan kaki). Cabang tersebut lebih baru (keliatannya belum terlalu lama dibuka) dan terdiri dari dua lantai sehingga jumlah kamarnya lebih banyak (18 kamar). Jadi customer bisa memilih untuk menginap di salah satu dari dua cabang penginapan ini.


EmoticonEmoticon