20/09/2015

Gado-gado #8 - Secercah Harapan dalam Bom Boston

#recycledpost #throwbackApr2013



Kasus bom Boston yang jadi headline di berbagai media internasional tentunya meninggalkan luka yang dualeem bagi para korban, keluarga dan para sahabat dekat mereka. Ketiga korban yang tewas dalam kejadian tersebut telah berhasil diidentifikasi, yakni Martin Richard (8 tahun), Krystle Campbell (29 tahun), serta Lingzi Lu (23 tahun). Tapi apa yang membuat saya bener-bener meringis adalah pas denger ada banyak banget orang yang harus diamputasi kaki dan tangannya, apalagi tidak sedikit di antaranya yang masih berusia muda dan jadi tulang punggung keluarga. Saya sendiri juga pernah ngalamin laka lantas, jadi tahulah nggak enaknya, tetapi bersyukur banget bahwa Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk tetap punya anggota tubuh yang lengkap yang semuanya dapat berfungsi dengan normal, nggak kurang satu apapun!


Kalau ngebayangin peristiwa bom tersebut terjadi pada saya, wuaduuh rasa yang gak enak-gak enak langsung nongol semua, nge-blend bak smoothie buah: nggak aman, nggak nyaman, nggak jelas, huaa.. Jadi kebayang betapa cemas dan takutnya para korban amputasi tersebut kala membayangkan hari-hari di depan mereka. Bagaimana dengan masa depan saya? Akankah ada yang bersedia mempekerjakan saya? Adakah seseorang yang masih bersedia menikahi dan mencintai saya apa adanya? Bagaimana cara saya mengurus rumah tangga? Bahkan hal sesederhana pergi ke kamar mandi atau membuka pintu menjadi hal yang sangat sulit. Mengapa saya tidak mati saja?

Saya yakin seribu satu pertanyaan muncul di kepala mereka. Belum lagi ditambah rasa sakit pasca operasi yang akan memakan waktu sebelum hilang - ya, itupun kalau memang bisa sepenuhnya hilang. Saya jadi teringat kisah Claudia Mitchell yang kehilangan tangan kirinya dan kemudian menjadi wanita pertama yang menerima bionic hand. Dalam sebuah acara talk show, ia menceritakan bahwa ia sangat sangat marah ketika menyadari bahwa tanpa tangan kiri sulit sekali baginya melakukan hal yang bahkan sangat simple, seperti makan pisang. Ia harus memakai kedua kakinya untuk memegang pisang tersebut (ooohmeeeeen, sedih banget liatnya) dan baru kemudian mengupas kulit pisang dengan tangan kanannya. 'Persis seperti monyet', sahutnya.

Namun di tengah semua kejadian yang menimpa Boston, tetap ada secercah harapan. Keluarga dan sahabat-sahabat terdekat banyak yang bantu ngumpulin donation untuk mereka dan banyak orang yang tergerak hatinya untuk bantu. Beberapa di antaranya bisa ditemukan di website GO FUND ME, yang cukup populer dipakai orang-orang ngumpulin dana online untuk berbagai keperluan.
Source of picture: Peter Damon's Blog

Harapan lain datang dari para "pendahulu" mereka, yakni mereka yang kaki atau tangannya juga harus diamputasi karena kecelakaan atau sakit atau perang, tapi tetap sukses menjalani hidup dengan penuh senyuman. Salah satunya Pak Peter Damon. Nah, Peter Damon ini merupakan seorang veteran perang yang kehilangan kedua tangannya di Irak ketika menjalankan tugasnya sebagai mekanik helikopter. Ia memberikan kata-kata semangat bagi para korban bom Boston dimana kata-kata semangatnya menjalar secara cepat dari mulut ke mulut melalui media Facebook. Peter Damon kini menjalani hidupnya sebagai seorang pelukis yang sukses, dimana karya dan kisahnya bisa kalian temukan dalam blog beliau.


Berikut kata-kata dukungan dari Damon yang pasti akan sangat berarti jika didengar korban amputasi bom Boston: "Sebagai seorang veteran, seseorang yang pernah menerima dua buah amputasi, dan sesama penduduk Massachusetts, saya ingin mengungkapkan rasa berdukacita dan simpati saya yang terdalam untuk keluarga dari para korban serangan yang terjadi kemarin. Saya juga ingin memberikan kata-kata penghiburan dan dorongan bagi mereka yang hidupnya berubah selamanya setelah mengalami trauma kehilangan anggota kaki dan tangan. Meskipun tidak dapat disangkal betapa tragisnya hal tersebut, Anda akan pulih. Dan Anda pasti berharap bahwa trauma yang amat buruk ini tidak akan menghalangi Anda sedikitpun untuk menjalani sebuah kehidupan yang produktif dan seutuhnya. Sesungguhnya, kejadian ini akan menjadi momen yang membawa makna (defining) di dalam hidup Anda. Dalam hari-hari, minggu-minggu, dan bulan-bulan ke depan, Anda akan menemukan kekuatan dan pemulihan yang Anda miliki namun tidak Anda ketahui sebelumnya. Biarlah Anda merasa terhibur karena kami, orang-orang dalam komunitas veteran mengalami pemulihan bersama-sama dengan Anda. Pandanglah veteran Irak dan Afganistan yang sudah kehilangan kaki dan tangannya untuk mendapat dorongan dan inspirasi."


Dan kalau saya boleh nambahin, meski very much easier said than done, apabila Allah Bapa belum memanggil mereka kembali kepangkuan-Nya, Ia pasti punya rencana yang besar banget atas hidup mereka. Semoga mereka selalu berserah kepada Tuhan dan hidup dengan penuh semangat dan iman. Kiranya mereka bisa menemukan apa yang menjadi tujuan besar Tuhan dalam hidup mereka. Jangan berhenti berharap, berdoa, dan berjuang. Jangan melihat ke belakang. Masih ada secercah harapan dalam bom Boston. :) Jiayou!!


EmoticonEmoticon