30/06/2017

Jelajah Jabodetabek #27 - Menikmati Konsep Belanja Unik (dan Bola-Bola Daging Lezat) ala IKEA Alam Sutera

Ngobrolin Jabodetabek, rasanya nggak lengkap kalau nggak colek toko Swedia yang satu ini: IKEA Alam Sutera. Toko yang hits banget di awal pembukaannya di 2014 (I remember everyone in my office talked about it) ini kelihatannya masih tetep beken sampai sekarang secara pas saya mampir ke sana hari Minggu lalu, tempat ini masih berjubel sangat dengan para penghuni bumi.

Parkir gratis IKEA ditambah sejumlah lapak parkir berukuran besar (mungkin maksudnya biar gampang kalau bawa anak kecil ber-troli atau orang tua berkursi-roda serta juga untuk loading barang belanjaan) menjadi daya pikat tersendiri untuk saya (baca: cewek yang jurus potong bebek angsanya keluar ketika harus parkir mobil, alias sorong-ke-kiri-sorong-ke-kanan, heh). Makaaa cusss... let's get started, penjelajahan mau mulai!


Belanja di IKEA sebetulnya bagai belanja di toko furniture pesaingnya yakni ACE Hardware dan Informa, tapi dengan pengalaman berbelanja yang konsepnya berbeda dan terasa lebih menarik. Salah satunya yakni jalur jalan satu garis dan tata letak barang sedemikian rupa yang membuat pengunjung harus melewati hampir semua ruang pameran utama IKEA dari hilir ke hulu. Ada 27 checkpoint di IKEA sebagai berikut dimulai dari lantai dua dan berlanjut ke lantai satu (petanya dapat ditemukan di sini):

(1) Masuk Showroom; (2) Ruang Keluarga; (3) Penyimpanan di Ruang Keluarga; (4) Ruang Kerja; (5) Ruang Makan; (6) Dapur; (7) Kamar Tidur; (8) Lemari Pakaian dan Penyimpanan; (9) Dunia Anak IKEA; (10) IKEA FAMILY; (11) Restoran & Kafe; (12) Småland (Area Bermain) serta Pecah Belah dan Peralatan Masak; (13) Tekstil; (14) Perlengkapan Tidur; (15) Perlengkapan Kamar Mandi; (16) Pengaturan dan Penyimpanan; (17) Lampu; (18) Karpet; (19) Dekorasi Dinding dan Cermin; (20) Dekorasi Rumah; (21) Area Layanan Mandiri; (22) As-Is; (23) Kasir; (24) Area Makanan Swedia IKEA Bistro IKEA; (25) Penukaran dan Pengembalian; (26) Pengambilan Barang; (27) Layanan Pengantaran


Masuk dari lantai 2, saya disambut dengan mesin belanja online dan buku katalog IKEA. Ternyata pengunjung bisa membeli produk IKEA via internet di situsnya loh tanpa harus menongolkan diri di sini. Nampak beberapa petugas berseragam kuning siap melayani pertanyaan calon pembeli.


Tapi karena kite sudah nyampe dimari, tentunya maksud hati bukan mau belanja online, melainkan mau ngiter-ngiter secara live - siapa tahu ketemu perabot yang jodoh sama hati istri dan dapat restu dari kantong suami... #eaaa #coleksuamiAnda #jangancoleksuamiorang. Buat yang bingung cara belanja di sini karena konsepnya agak antik, jangan sedih karena tersedia panduan cara belanja di berbagai sudut toko.

Fyi, setiap produk dilengkapi dengan label merah atau kuning. Merah berarti Anda dapat mengambil produknya di area perabotan layanan mandiri atau di area Market Hall. Kuning berarti Anda dapat mencari pelayan toko untuk menyebutkan produk yang mau dibeli. IKEA menyediakan pensil dan kertas "Shopping List" untuk Anda mencatat nomor produk dan tempat pengambilannya. Tersedia juga buaanyak penggaris kertas untuk ukur-mengukur.

Setelah mengambil barang, Anda bisa langsung membawanya pulang dan merakitnya sendiri di rumah. Lol, jadi ingat teman saya sepasang suami istri yang baru menikah dan membagikan "seru"-nya merakit perabotan sendiri, padahal tujuan awalnya hanya mau hemat biaya pengantaran dan perakitan.


Tadaaa.. ini kantong belanja IKEA yang iconic ituh. Kalau Anda tahu, salah satu merek fashion mewah "Balenciaga" belum lama ini meluncurkan tas seharga USD 2150 dan akhirnya jadi bulan-bulanan netizen karena modelnya yang mirip dengan tas belanja IKEA. Can't help thinking about Balenciaga each time I see this bag! (paling nggak brand awareness-nya jadi naik yak, hahaha..)


Selain kantong kresek-nya, IKEA juga terkenal dengan unusual yet interesting names yang disematkan kepada setiap produk dagangannya. Seperti sikat toilet yang diberi nama BOLMEN, botol semprot bernama TOMAT, rangka tempat tidur tingkat bernama SVÄRTA, dan seri rak buku yang disebut BILLY. Pssstt... rak buku BILLY ini katanya diambil dari nama salah satu karyawan IKEA yang bernama Billy Likjedhal, waaah... what an appreciation!

Mau tahu lebih lanjut akan cara IKEA menamai produknya? Banyak media yang pernah mengulasnya looh... Klik di sini untuk menyimak salah satunya.


Okeh, saatnya berkelana masuk ke dalam IKEA (gils, gue belum mulai juga dari tadi, wuakakak). Di sini berbagai perabotan disusun dengan teratur hingga mempertontonkan contoh desain dan layout interior yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dan tentunya semua barang tersebut dilengkapi dengan... price tag! Seperti contoh "dapur yang membawa kebersamaan" di atas. Meja taruh di sono, lemari posisinya di sini, kursi geletakin di situ, ubin pake corak yang itu, kompor pake tipe yang ono, dsb. Agan yang lagi seret ide, bolehlah mampir cari angin.


Tidak hanya contoh ruangan, IKEA juga memberi contoh cara mengisi seluruh bangunan. Misalnya untuk rumah atau apartemen ukuran 55 meter persegi, IKEA menunjukkan sample desain interior untuk setiap ruang dalam rumah, seperti toilet, ruang keluarga, ruang kerja, dapur, dan lainnya. Seperti maket, tapi life-size gitu. Cerdasnya, harga seluruh interior ini sudah dibantu hitung oleh IKEA. Seperti biaya seluruh perabotan untuk mengisi rumah tersebut sesuai sample desain IEKA adalah Rp 165 juta yang bisa dicicil 12 kali sebesar Rp 13,75 juta per cicilan.


Beberapa "paket interior" ini nampaknya cukup worth it kalau dihitung-hitung, misalnya ada showroom yang memamerkan contoh desain interior Ruang Kerja dengan total harga perabot dasarnya (kursi putar utama, kursi putar tamu, meja, lemari penyimpanan, rak koran, ambalan rak) sebesar Rp 4,4 juta.

Oh ya.. selain beragam contoh desain interior yang setting-nya dapat dilihat langsung di IKEA, tersedia pula jasa konsultasi desain interior. Ada petugas IKEA yang siap dengan komputernya untuk memberikan ilustrasi rancangan interior yang dimaksudkan atau direkomendasikan. Saya tidak tahu apakah ini gratis atau tidak, namun sepertinya berbayar. Kompas.com pernah sedikit mengulasnya di link ini.


Kelebihan lainnya dari IKEA adalah pengunjung juga bisa meng-customize produk furniture yang ingin dibeli. Contohnya dalam menyusun lemari penyimpanan di ruang tamu. Pengunjung dapat memilih sendiri rangka, pintu bagian depan, serta aksesori yang diinginkan, sehingga mudah-mudahan ada yang pas dengan keperluan atau kesukaan Anda.


Contoh lain dari program kustomisasi ini adalah untuk pembuatan meja. Anda bisa memilih sendiri kombinasi daun meja dan kaki/penyangga meja dari berbagai pilihan bentuk dan ukuran yang ada sesuai preferensi hati.

Andai cari jodoh bisa di-customize gini ya sis... Hidungnya mau kayak Lee Min Ho, matanya mau kayak Shah Rukh Khan, dompetnya pinternya mau kayak Tony Stark, lucunya mau kayak Cak Lontong, dll. Udah nemu dari kapan tahun kali ya belahan jiwa kite sis... Bakal kaga muat kali ya tempat ini sama serbuan pelanggan, wuakakak... #ngawurpundimulai


Selain contoh set perabot yang ditata rapi, banyak juga sih barang yang terpampang bebas gitu. Menyusuri rute satu-jalur-satu-arah per kategori produk yang ada di IKEA, bola mata ini dihadapkan dengan lautan sofa, samudera karpet, padang pigura, perbukitan meja, angkasa lampu, pegunungan bantal, dan fenomena kebendaan lainnya yang bikin jempol kaki gatal untuk mendekat, serta bikin jemari tangan nggak sanggup untuk nggak iseng menyentuh teksturnya atau sok gaul mempelajari spek barangnya lebih dalam sambil pasang wajah cerdas bermimik mau beli.

Aaakhh.. andai nggak banyak orang, saya pasti sudah khilaf loncat ke pegunungan bantal yang dari tadi nggak berhenti manggil-manggil ituh.


Ada pula barang yang digrupkan sesuai harga, misalnya yang di bawah Rp 50.000.


Salah satu benda yang masih terngiang-ngiang di pikiran ane adalah folder untuk menaruh majalah atau berkas file ini. 1 set isi 4 unit seharga Rp 24.900 dimana guess what, folder ini terbuat dari bahan kardus loh! Wuah, kardus pun bisa bermanfaat dan jadi uang kalau kita jeli ya.


Tempat lainnya yang saya juga suka adalah bagian anak kecil karena section ini ada kesan magical-nya dengan desain perabotan yang lebih eksploratif dan penuh warna pula. Mupeng banget lihat ranjang yang bentuknya fancy fancy lucu gitu, namun apa daya umur udah ketinggian untuk beli ranjang ini buat diri sendiri.


Tidak jauh dari kasir adalah mandatory spot bagi para pemilik Instagram untuk mengambil foto "I was here"-nya di IKEA, yaitu tempat dimana stok produk yang sudah dikemas secara datar dalam kardus ditumpuk sampai ke langit-langit.


Segitu dulu soal belanjanya. Kali ini soal makanan, yippee!

Kalau diterawang-terawang, ada 3 alasan kenapa warga kita hobi ke IKEA: (1) Cari tempat cuci mata yang parkirnya gratis dan ada area main untuk anaknya (yang tidak saya ulas di sini); (2) Beneran mau belanja; (3) Bola-bola daging dan es krim koin IKEA!! I wonder sih berapa banyak orang yang beneran beli sesuatu di sini dan datang bukan karena ngidam Swedish meatball-nya doang, soalnya restonya penuh banget, tapi antrian di kasir untuk beli furniture saya lihat nggak begitu panjang jika dibanding dengan jumlah pengunjung yang datang.

Agak penasaran juga sih dengan profitnya IKEA, apalagi sekarang lagi ramai berita Seven Eleven yang ditutup karena (sepertinya) konsep unik yang diusungnya kurang pas dengan culture di Indo. Penasaran gitu apakah konsep belanja IKEA berhasil diterapkan di sini, dalam arti nggak sekedar mendatangkan keramaian, tapi bisa create sustainable profits?


Anyway, untuk kafetaria makanan berat di IKEA (lantai 2), konsepnya sendiri juga cukup unik yaitu semi-self-service dimana pengunjung harus mengambil troli tiga tingkat dan baki yang tersedia, kemudian masuk antrian untuk memilih satu dari beberapa pilihan menu, antara lain Bola Daging dengan Saus Krim (Rp 40.000 per 10 pcs), Pasta Saus Tomat (Rp 20.000), Ayam Panggang Taliwang (Rp 35.000), Salmon Rebus (Rp 75.000), Bola Daging Anak-Anak (Rp 20.000), Salad Campur (Rp 20.000), Dada Ayam Panggang (Rp 45.000) serta Salmon Asap Dingin (Rp 55.000). Ada pula nasi putih, nasi kuning, mashed potato, serta Sup Krim Jamur.

Slurrrrpp... bola daging dan dada ayam panggang yang saya beli memang mamamia lezatos, sukalah pokoknya :) Oh ya, pengunjung juga bisa membeli free-flow drinks, yaitu isi sendiri sepuasnya soft drink, teh, kopi, dan es batu ke dalam gelas yang sudah diberikan. Jangan lupa untuk mengembalikan baki dan peralatan makan ke tempat yang telah disediakan setelah Anda kenyang mempesona.


Menu wajib lainnya dapat ditemukan di lantai 1 setelah keluar dari kasir, yaitu rerotian antara lain Hot Dog (Rp 5.000), Donat (Rp 6.000), Pie Telor Susu (Rp 7.000), Puff Kari Ayam (Rp 8.000), Bola Ayam (Rp 12.000), dan tak ketinggalan Es Krim Cone (Rp 4.000).

Konsep pembelian es krim kerucut vanilla ini juga agak nggak biasa, yaitu pengunjung tukar dulu uang Rp 4.000 di kasir dengan cone dan koin IKEA, kemudian antri di depan mesin es krim. Lalu saat giliran tiba agar memasukkan koin dan menaruh cone di tempat yang tersedia, lalu mesin secara otomatis akan men-dispense es krim pada cone tersebut. Dingin-dingin enyak gimana gitu...


ALOHA...!! KEMANA LAGI YA DI JABODETABEK? SIMAK ULASAN BERBAGAI PILIHAN TEMPAT WISATA DI JABODETABEK DI DAFTAR ISI JELAJAH JABODETABEK!


EmoticonEmoticon