17/02/2017

Jelajah Macau #1 - Pengalaman Naik Bus Umum dari Bandara ke Hotel

Menengok balik ke triwulan terakhir di tahun 2016, tepatnya pada bulan sembilan, bulan dimana semua orang sibuk nikahan sedangkan saya masih sibuk makan, lolll, bersyukur banget saya kembali diberkahi dengan kesempatan untuk nge-backpacker lagi. Kali itu cukup spesial karena perginya borongan ke beberapa destinasi wisata sekaligus, yaitu Macau, HongKong, serta Taipei dan Taichung di Taiwan, dimana saya sempat pula transit di Kuala Lumpur saat pergi dan bermalam di Singapura dalam perjalanan pulang ke Indonesia, menjadikan penjelajahan saya kali ini salah satu yang terpadat dan paling makan tempat di halaman paspor kecilku itu.

Karena itu... time for a new Jelajah series! Saatnya berubah wujud jadi jurnalis musiman. Liputan liburan kali ini akan saya pecah menjadi 3 seri, yaitu Jelajah Macau, Jelajah Hong Kong dan Jelajah Taiwan. Dan karena judulnya "backpacker", maka akomodasi, transportasi dan itinerary-nya adalah versi hemat bin ngirit (biar nggak jebol kantong anak muda ini karena pergi 11 hari ke 5 area berbeda), tapi tetap padat, manusiawi (penting nih wkwkwk...), dan menyenangkan. Moga-moga ada info yang bermanfaat untuk sampeyan yak. Soo, ayo kita mulai ngebolang dari Macau :) #throwbackSept2016


Berangkat pagi-pagi dari Jakarta, saya bersama dengan orang tua dan adik semata wayang saya tiba di Kuala Lumpur naik Air Asia, lalu makan siang di bandara sebelum kemudian pindah ke pesawat Air Asia X (sister company dari Air Asia yang melayani penerbangan jarak jauh) dengan tujuan ke Macau International Airport. Perjalanan dari KL ke Macau memakan waktu sekitar 3,5 jam dimana, surprisingly tidak ada perbedaan waktu antara KL dan Macau.

Tiba di bandara hampir jam 6 sore, ketika mendarat saya sempat melihat pemandangan yang menarik, yaitu sebuah pesawat yang sedang melakukan pengisian bahan bakar. Ada mobil bertuliskan "oil" dan selang besar yang disambungkan ke bawah tanah oleh seorang petugas. Kayak gitu ya bentuknya kalau lagi isi bensin. Hmm... tiba-tiba kepikiran, apa jadinya yak kalau avtur diisikan ke tengki bensin mobil? *kebayang Transformer gitu*


Ihik... di bandara ada sebuah poster besar yang berisi peringatan dari kepolisian agar wisatawan berhati-hati terhadap pencuri saat berada di ruang publik, seperti kantin, toko, dan bus. Ternyata mirip-mirip di Jakarta gitu harus mawas diri...

Fyi, ada dua mata uang yang bisa dipakai di Macau, yaitu MOP (Macanese Patacas) dan HKD (HongKong Dollar). HKD harganya sedikit lebih mahal dibandingkan MOP. Sebagai gambaran, info kurs Google Finance saat artikel ini ditulis yakni 1 HKD = Rp 1.719,64 sedangkan 1 MOP = Rp 1.668,54. Namun menurut penjual valas langganan saya, tidak banyak orang yang menjual MOP di Indonesia, sehingga ia menyarankan untuk membeli HKD saja, selain agar tidak susah menukarnya jika ternyata tidak terpakai semua, HKD bisa sekalian kami pakai di HK juga.


Setelah mengambil bagasi, kami bergegas keluar dari bandara karena langit sudah mulai gelap. Dari pintu keluar, kami segera belok kiri menuju halte bus, yang letaknya bersebelahan dengan tempat menunggu taksi. Pilihan pun jatuh kepada bus simply karena alasan universal = ongkosnya yang lebih ramah ketimbang naik taksi. Tidak sulit menemukan halte bus ini karena ada papan merah besar bertuliskan "Public Bus", serta antrian para calon penumpang yang sedang menunggu hadirnya om telolet om.


Penginapan yang kami tuju bernama "5 Footway Inn", terletak tidak jauh dari halte "Ponte 16" dan bisa dicapai langsung dengan menaiki bus nomor 26 dari bandara. Sekedar info, ada empat nomor bus umum yang lewat bandara Macau, yaitu 26, 51A, AP1, dan AP1X. Daftar rute bus dapat ditemukan pada tiang merah di halte, tepatnya pada papan silinder yang bisa berputar 360 derajat ini. Selain tertulis dalam aksara simplified chinese, syukurnya papan rute ini dilengkapi dengan abjad A-B-C (bahasa Spanyol) → bikin hidup ini lebih mudah, jadi nggak perlu sambil buka kamus kan malem-malem gini, haha..

Untuk Anda yang perlu infonya, saya akan coba tuliskan rute lengkap bus nomor 26, 51A, AP1, dan AP1X pada artikel ini di lain waktu saat sedang senggang. Oh ya, meski banyak bis gratis di Macau, perhatikan bahwa bus umum ini nggak gratis loh, tapi berbayar sesuai dengan jauh dekatnya perjalanan.


Bus no. 26 pun tiba. Tidak disangka ternyata wujud busnya adalah berupa mini van ber-AC warna putih ini dengan kapasitas sekitar 20-25 kursi serta memiliki langit-langit yang cukup tinggi sehingga 5-7 penumpang yang tidak kebagian kursi masih bisa berdiri. Tidak ada tempat khusus untuk menaruh koper. Penumpang bisa langsung membawa kopernya masuk dan menaruhnya dekat kaki saat duduk atau berdiri, which was totally fine, tapi mungkin akan sedikit rempong kalau bus ini sedang penuh karena ruang geraknya terbatas...


Penumpang bisa melakukan pembayaran dengan kartu Macau Pass (ada mesin tap di pintu masuk) atau membayar tunai kepada Pak Supir. Halte yang saya tuju adalah halte ke-18 setelah halte bandara. Segini jauh bayarnya cukup 5 MOP/HKD per orangnya, nggak rugi lah yak, haha.. Btw, di atas kepala Pak Supir ada running text gitu, utamanya dalam bahasa Mandarin, tapi jangan sedih brosis, untuk pemberhatian next halte ada tulisan pakai ABC-nya juga.


Oh ya, seperti bus umum di negara lain, kalau mau stop ada tombol yang harus ditekan supaya Pak Supir berhenti dan tidak skip halte tempat Anda mau turun. Tombolnya ada di langit-langit berbentuk persegi panjang, dan sepertinya hanya ada di beberapa titik. Jadi ketika Anda naik bus ini, cobalah untuk langsung locate ada dimana letak tombolnya, misalnya dengan mengamati saat ada penumpang lain yang turun dari bus. Jika Anda tidak yakin harus turun dimana, bisa info juga ke Pak Supir supaya nggak kelewatan.


EmoticonEmoticon